Kenaikan Biaya QRIS 0,3% Menuai Pro dan Kontra

 

Pada waktu yang telah dilalui ini jika kita ingin membeli barang dan makanan biasanya menggunakan uang cash atau debit card, namun dimulainya industri 5.0 ini pembayaran dapat  melalui QRIS. QRIS merupakan singkatan dari Quick Response Code Indonesian Standard yang berarti penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code.

Sebagai merchant dan pengguna, QRIS memudahkan kedua belah pihak karena dengan pemakaian QRIS pengguna dengan memindai lalu  klik bayar kemudian penjual hanya menampilkan satu QRIS yang bisa di scan menggunakan aplikasi pembayaran QR apapun. Sistem pembayaran cashless dapat dinilai lebih praktis dan aman ketimbang transaksi uang tunai

Tepat pada tanggal 1 Juli 2023 Bank Indonesia (BI) memberlakukan kebijakan yang memungut biaya 0,3 persen atas penggunaan QRIS. Kebijakan ini memicu adanya komentar dari berbagai macam pihak terutama dari para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di seluruh negeri. Mereka menilai kebijakan ini diterapkan terlalu dini kemudian memiliki dorongan bagi para pedagang kecil untuk berhenti menggunakan QRIS.  

Menurut salah satu pedagang, potongan dari aplikasi QRIS  membuat penjual harus menaikkan harga jika membeli makanan melalui aplikasi agar tetap meraih keuntungan namun di satu sisi merugikan pihak konsumen yang keberatan dengan kenaikan harga tersebut.

Secara keseluruhan penilaian terhadap kenaikan biaya QRIS 0,3% harus dilihat dari dua sisi untuk mempertimbangkannya. Apakah manfaatnya dan perkembangan pada sistem pembayaran modern ini bagus terhadap ke dua belah pihak serta sosial ekonomi yang terjadi.

  • Pro 
  1. Dorongan Inovasi Teknologi Keuangan: Dengan adanya tambahan biaya, penyedia layanan pembayaran elektronik akan didorong untuk mengembangkan teknologi yang lebih modern, terkini dan inovatif, memacu pertumbuhan sektor teknologi finansial (fintech).
  2. Peningkatan Penghasilan Negara: peningkatan biaya QRIS dapat menaikkan penghasilan negara, yang dapat digunakan untuk membiayai program-program penting seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi.
  3. Peningkatan Pelayanan dan Keamanan Transaksi: Tambahan biaya QRIS dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keamanan dan kualitas layanan transaksi non-tunai, membantu dengan mencegah penipuan dan menyediakan pengalaman transaksi yang lebih baik bagi para pengguna.
  • Kontra:
  1. Adanya Perkiraan Penurunan Penggunaan Transaksi Non-Tunai: Peningkatan biaya QRIS bisa mengurangi minat masyarakat untuk memakai transaksi non-tunai, ihi mempengaruhi tujuan pemerintah dalam mendorong masyarakat untuk beralih  ke metode pembayaran digital.
  2. Beban Finansial bagi para Konsumen: Kenaikan biaya QRIS akan menjadi beban finansial tambahan bagi para konsumen dan  Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), terutama mereka yang mengandalkan transaksi non-tunai dalam skala besar. Hal ini pun mempengaruhi daya beli dan profitabilitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
  3. Tidak Tepat dengan Gerakan Keuangan Inklusif: Peningkatan biaya barangkali QRIS mungkin bertentangan dengan tujuan pemerintah untuk mendorong inklusi keuangan, karena bisa membuat akses terhadap transaksi non-tunai menjadi lebih susah bagi sebagian orang yang memiliki keterbatasan finansial.

 

Sumber :

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*